Selasa, 08 November 2011

Bank Induk BPR Tawarkan Kemudahan Akses Kredit

Model Kerja Sama Bank Lagi Dibahas di Kebon Sirih
Minggu, 06 November 2011 , 08:13:00 WIB
RMOL.Perhimpunan Bank Perkreditan Rakyat Indonesia (Perbarindo) masih menunggu kepastian Bank Indonesia (BI) dalam pembentukan bank induk atau Bank Apex di setiap provinsi. Selain memberi kemudahan akses dalam layanan kredit murah, bank induk BPR bisa dijadikan jasa pelayanan sistem pembayaran bagi masyarakat kecil.
Ketua Umum Perbarindo Joko Suyanto mengatakan, keberadaan bank induk sangat penting bagi BPR untuk mendukung daya saing BPR di industri per­bankan. Keberadaan bank ini juga bisa memberikan kemudahaan bagi masyarakat untuk mengakses dana murah dalam bentuk kredit.
“Sampai saat ini BI belum memberikan sinyal tentang ke­be­radaan bank induk BPR. Tu­juan bank induk ini  tidak lain untuk mempermudah akses dana murah bagi masyarakat dalam bentuk kredit,” ungkap Joko kepada Rak­yat Merdeka di Ja­karta, Ka­mis (3/10).
Joko menjelaskan, ada bebe­rapa fungsi utama keberadaan bank induk bagi BPR. Dian­taranya, sebagai institusi pe­ngelola dana, linkage program penya­luran kredit,  bantuan teknis dalam pengembangan tek­nologi, Sekain itu, Bank Induk bisa jadipelatihan dan jasa pelayanan sistem pembayaran serta mem­berikan fasilitasuntuk mencarai dana murah alternatif.
“Kami berharap BI bisa segera membantu dan mendukung ke­beradaan bank induk. Karena saat ini, baru lima provinsi yang men­jalin kerjasama dengan BPR dalam bank induk, seperti Riau, Sumatera Barat, DKI Jakarta, Jawa Timur dan Bali. Harapan­nya, seluruh wilayah bisa ter-cover. Minimal satu provinsi ada satu bank umum yang menjadi Bank APEX,” harap Joko.
Nah untuk mencapai tujuan tersebut, beber Joko, pihak Ke­bon Sirih--sebutan untuk BI--- bersama-sama dengan Per­ba­rindo, Bank Umum, dan Bank Pem­bangunan Daerah (BPD) telah merampungkan generik model pembentukan bank induk. Melalui generik model tersebut, diharapkan impian berdirinya bank induk bagi BPR di setiap provinsi bisa terwujud.
“Generik model itu nantinya untuk mengatur fungsi dan tujuan Bank Apex. Selain itu, juga me­ngatur tata cara ketika bank umum tersebut ingin menjadi Bank Apex bagi BPR,” terangnya.  
Ketua Umum Asosiasi Bank Pembangunan Daerah (Asbanda) Winny Erwindia menambahkan, untuk menjadi bank induk, BPR perlu melakukan investasi yang cukup besart. Investasi tersebut dapat diperhitungkan sebagai bagian dari biaya dalam pe­nyaluran kredit.
Namun Winny yakin, dengan melakukan sejumlah efisiensi, beberapa BPD bisa berperan menjadi Bank Apex. Buktinya, saat ini BPD Jatim sukses men­jadi bank induk bagi ratusan BPR. [Harian Rakyat Merdeka]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar