Selasa, 08 November 2011

Memenangkan Persaingan Lewat Kerja Sama Strategis

Persaingan industri perbankan di ibukota Jakarta sangat ketat. Hal itu tampaknya disadari betul oleh manajemen Bank DKI. Bank Pembangunan Daerah (BPD) milik Pemprov DKI Jakarta ini tidak hanya bersaing dengan bank-bank umum besar, tapi juga dengan BPD lain. “Citra bahwa sekitar 70 persen perputaran uang ada di Jakarta, membuat BPD-BPD lain berbondongbondong melakukan ekspansi ke Jakarta untuk ikut menyicipi ceruk peluang pasar yang ada,” ungkap Direktur Utama Bank DKI, Eko Budiwiyono di Jakarta, pekan lalu.

Karena itulah Bank DKI melakukan sejumlah kiat untuk memenangkan persaingan tersebut. “Untuk mencapai pertumbuhan kinerja berkelanjutan di tengah-tengah persaingan, Bank DKI terus berupaya melakukan peningkatan jaringan layanan diiringi pengembangan produk dengan inovasi dan variasi sesuai kebutuhan pasar,” ujarnya.

Dalam memenangkan persaingan, Bank DKI memiliki arah yang jelas dan terukur, yaitu menjadi The Great Company & Center of Excellence. Center of Excellence yang dilakukan Bank DKI, antara lain services.

Untuk itu, mereka melakukan kerja sama strategis dengan bergabung ke dalam jaringan kartu debit dan ATM Prima guna meningkatkan fitur pelayanan dan perluasan jaringan, di samping layanan ATM Bersama yang terlebih dahulu dimiliki Bank DKI.

Direktur Pemasaran Bank DKI, Mulyatno Wibowo menambahkan, me lalui kerja sama tersebut, kini kartu ATM Bank DKI dapat dipergunakan di lebih dari 32 ribu ATM Prima/ATM BCA dan 12 ribu ATM Ber sama di seluruh Indonesia. “Ini sa lah satu bentuk layanan Bank DKI kepada para nasabah,” kata Mulyatno.

Selain itu, Bank DKI yang sebelumnya subagen Western Union kini telah naik kelas menjadi agen Western Union untuk jasa dan layanan pengiriman uang melalui BPD Net Online. “Untuk layanan perbankan syariah, Bank DKI melalui Unit Usaha Syariah (UUS)-nya meluncurkan Pembiayaan Talangan Haji dan Umrah. Kami yakin peluang pasarnya sangat menjanjikan, antara lain para karyawan Pemprov DKI,” tutur Eko.

Peningkatan layanan melalui perluasan jaringan menjadi salah satu fokus utama bank ini. Awal November 2011, Bank DKI meresmikan dua kantor cabang pembantu (KCP), yakni KCP Kawasan Berikat Nusantara (KBN) dan KCP Pondok Gede. Bank ini juga mengoperasikan lima kantor kas kecamatan (KKC), yakni Kembangan, Tanjung Priok, Ciracas, Pulo Gadung, dan Setiabudi. Total jaringan Bank DKI saat ini mencapai 182 outlet. “Kini Bank DKI sudah hadir di seluruh kecamatan di DKI Jakarta,” papar Eko.

Tak mau hanya menjadi jago kandang, ke depan, pihaknya akan terus memperluas jaringan di luar wilayah Jakarta. Untuk tujuan ini, Bank DKI sedang mempersiapkan pembukaan 50 kantor layanan, antara lain di beberapa kota besar di Indonesia. Ekspansi ke luar Jakarta akan diawali dengan pembukaan kantor cabang (KC) Tangerang yang rencananya dilakukan 15 November nanti.

Bank DKI didirikan 11 April 1961. Di usianya yang ke-50 tahun, bank ini terus menunjukkan eksistensinya sebagai salah satu BPD yang terus tumbuh dan berkembang. Data per 30 Oktober 2011, jumlah asetnya mencapai Rp 19,4 triliun, sedangkan laba sebelum pajak Rp 340 miliar. “Kami mematok target aset Rp 20 triliun dan laba Rp 500 miliar tahun ini,” tegas Eko Budiwiyono. ed: khoirul azwar

Tidak ada komentar:

Posting Komentar